GStar Smash
Ya, memang ponsel ini tidak sepenuhnya berasal dari Indonesia. Sebab hampir seluruhnya produk tersebut adalah buatan China, hanyak mereknya yang lokal. Makanya disebut pula ponsel merek lokal.
Ponsel 'lokal' pun kadang hadir dengan terobosan yang lebih agresif ketimbang dari vendor besar. Misalnya ketika merilis produk tablet PC. Tanpa sungkan, perangkat merek lokal membenamkan kemampuan TV analog di perangkat tersebut beserta stick antenanya.
Bahkan ada pula yang dilengkapi dengan dual SIM card. Tentu saja, hal ini tak akan Anda temui jika melirik produk populer semacam Apple iPad dan Samsung Galaxy Tab.
Deni Widjaja Djie selaku Direktur GStar, mengatakan bahwa pangsa pasar ponsel lokal masih sangat menjanjikan. Sehingga pihaknya sangat optimistis dengan penjualan setiap produk yang diluncurkan.
Ia pun mengklaim, meski bukan berasal dari brand raksasa, bukan berarti kualitas merek lokal dipandang sebelah mata. Sebab mereka juga turut memikirkan soal kualitas dan layanan purna jual.
"Karena dari setiap produk yang kami luncurkan tersebut sangat diperhatikan sekali sisi kualitas, fitur yang dibutuhkan pengguna, harga terjangkau serta juga didukung oleh aftersales dan customer care yang siap membantu pengguna," tegasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET.
Bahkan, GStar masih pede dengan menjajakan ponsel bermodel batang (candy bar) di tengah serbuan ponsel layar sentuh di Indonesia. Adapun produk andalan vendor ini adalah seri Smash.
"Tingginya minat dari Smashblast (fans boyband Smash) terhadap ponsel GStsar seri Smash, membuat kami sangat optimis penjualan ponsel ini bisa menembus angka 100 ribu unit maksimal dalam kurun waktu 6 bulan," umbar Deni.
"Di tahun 2012 ini, kami hanya concern dalam memproduksi ponsel seri Smash, karena di tahun ini juga kami akan meluncurkan varian ponsel seri Smash lainnya yang tetap mengusung fitur canggih yang dikemas dengan harga terjangkau," lanjutnya.
Seri Smash GStar hadir dengan dual SIM Card (GSM-GSM). Ponsel ini sudah dilengkapi dengan TV analog, radio FM, video dan audio player, serta fitur standar lainnya.
Sementara Mito, vendor merek lokal lainnya, menyoroti soal tren perangkat Android yang mewabah di jajaran ponsel 'lokal'. Termasuk di antaranya ponsel berlayar besar yang merupakan perpaduan antara tablet PC dengan ponsel yang belakangan sedang naik daun.
Hal ini tidak lepas dari kebutuhan konsumen yang menginginkan perangkat yang tidak terlalu besar, namun semua fitur yang ditawarkan oleh sebuah tablet tersedia. Selain itu juga dapat melakukan fungsi telepon seperti biasa.
"Kebutuhan konsumen sudah sedemikian tersegmentasi. Sekarang muncul segmen 'di antara' yang harus kita cermati," ujar Hansen Lie, Direktur Mito Mobile.
Untuk segmen 'tanggung' ini, Mito mengandalkan produk yang disebutnya semi-tablet yang berukuran layar 5,1 inch bernama Mito T100.
Perangkat ini mengusung sistem operasi Android 2.3 Gingerbread dan sudah dilengkapi beberapa port seperti micro USB dan port audio 3,5 mm. Sementara untuk dapur pacu didorong oleh prosesor ARM 11 yang memiliki kecepatan komputasi mencapai 650 MHz.
Ini adalah salah satu contoh tablet PC Android yang dilengkapi dengan dua opsi pada jaringan seluler, yaitu dual SIM GSM. Fitur lainnya terbilang standar, mulai dari native browser yang disediakan Google, kamera depan-belakang, akses jejaring sosial, radio FM, game dan lainnya.
0 comments:
Post a Comment